...

Sunday 12 October 2008

Jika anda adalah pemimpin...

PEMIMPIN HARUSLAH CUKUP DEKAT BERHUBUNGAN DENGAN YANG LAIN, TETAPI CUKUP JAUH DI DEPAN UNTUK MEMOTIVASI MEREKA.

Dengan indah prinsip inimenggabungkan perlunyahubungan dan visi. Saya harushidup bersama orang – orangsaya untuk memahami merekaserta mendapatkan kepercayaanmereka. Tetapi, saya hanyalahmenjadi “Teman” mereka kalauhanya itu yang saya perbuat.Untuk menjadi pemimpin, sayaharus hidup dengan Allah danbergerak bersama-Nyamelampaui orang – orang saya.Kalau saya ingin merekamengikuti saya, saya harus didepan mereka.

By. JOHN C. MAXWELL



KEPEMIMPINAN ADALAH KAPASITAS UNTUK MENERJEMAHKAN VISI MENJADI KENYATAAN

Kebanyakn dari kitamendapatkan pelajaran yangberharga bahwakepemimpinan bukanlahsekedar memiliki visi.Siapapun bisa bermimpi.Kepemimpinan yang efektifadalah mengetahui bagaimanacaranya memaparkan langkah- langkah tindakan bagi dirisendiri maupun organisasinya,sehingga visi tersebut dapatdirealisasikan. Ini menuntutkita untuk bersikap praktis danmemahami prosesnya.

By. WARREN G. BENNIS

SEBUAH KAPAL YANG BERLABUH ITU AMAN, TETAPI BUKAN UNTUK ITU KAPAL DI BUAT.

Kita semua pernah melihatpernyataan ini di sebuah plakatatau sebuah poster. Sungguhmengingatkan kita bahwakeselamatan, ketentraman, dankelangsungan hidup bukanlahsasaran yang berarti untukkehidupan kita. Kalau kitamemiliki cita – cita, kita harusberani mengambil resikomemasuki yang tidak kita kenal.Kehidapan adalah soalpetualangan, bukannyapemeliharaan.

By. JOHN C. MAXWELL

TAK PERNAH SESUATUYANG BESAR ITU DICAPAI TANPA ANTUSIASME.

Saya ini gila sikap. Sayakebetulan percaya bahwa sikapyang antusias menempatkanseorang pemimpin di atassesamanya, membukapikirannya terhadap kreativitas,dan memberikan motivasikepada orang – orangnya. “Antusiasme” di ambil dari duaakar kata yang berarti “Allah yang ada di dalam”. Kalau Allahhidup di dalam diri kita,seharusnya kita antusias!

By. RALPH WALDO EMERSON

ANDA HARUS HIDUP BERSAMA ORANG – ORANG UNTUK MENGETAHUI MASALAH – MASALAH MEREKA, DAN HIDUP BERSAMA ALLAH UNTUK MEMECAHKANNYA.

Kebenaran ini menggabungkan dua unsur yang sangat penting bagi seorang pemimpin. Seorang pemimpin di panggil untuk menjembatani orang – orangnya dengan Allah. Kita harus cukup dekat dengan orang – orang kita untuk mewakili mereka (kebutuhan serta pergumulan mereka) di hadapan Allah. Di saat yang sama, kita harus cukup dekat dengan Allah untuk mewakili Dia (jawaban serta pengarahan-Nya) di hadapan orang – orang kita. Inilah kunci keseimbangannya.

By. P.T. FORSYTH

KEGAGALAN ADALAH PELUANG UNTUK MEMULAI LAGI, DENGAN LEBIH PANDAI.

Sekali lagi, kesederhanaan Henry Ford sungguh mempesona saya. Baginya, kegagalan tidak pernah final atau fatal sifatnya. Seperti rekannya, Thomas Edison, ia perkirakan adanya kegagalan dalam jalan menuju sukses. Semuanya itu adalah bagian dari proses pembelajaran. Ia biarkan kegagalan mendidiknya, lalu ia teruskan perjalanannya dengan lebih cerdas dan lebih bijaksana.

By. HENRY FORD

SAYA TAKKAN MEREKRUT ORANG YANG TIDAK BERPOTENSI MENJADI MITRA SAYA

Telah sering saya dengar wanita lajang mengatakan bahwa merka tidak mau berkencan dengan pria yang tidak bepotensi menjadi pasangan menikahnya. Mereka tidak mau buang – buang waktu dengan keterlibatan emosional yang tidak prodiktif. J.C. Penney memandang karyawannya dengan cara yang sama. Ia cari kemampuan mentah di dalam diri seluruh karyawannya-kapasitas untuk bangkit dalam organisasinya. Kalau perlu, ciptakanlah jabatan bagi orang – orang seperti itu

By. J.C. PENNEY

SEMUA KEMULIAAN DATANGNYA DARI KEBERANIAN MEMULAI

Memulai suatu tugas biasanya langkah paling berat. Memang, perjalanan seribu mil dimulai dengan sebuah langkah, tetapi telah saya temukan bahwa kebanyakan orang mandek justru karena langkah awal itu. Ketakutan mencoba sesuatu yang besar melumpuhkan mereka. Inilah sebanya mengapa permulaan adalah separuh pertempurannya, dan mengapa semua kemuliaan datang dari untuk memulai.

By. EUGENE F. WARE

BEGITU ANDA BERHENTI BELAJAR, ANDA TIDAK LAGI MEMIMPIN

Pemimpin adalah orang yang mau belajar. Begitu seseorang merasa telah menguasai semua jawabannya, ia takkan mau lagi diajar dan akan segera kehilangan kepemimpinannya. Pemikiran serta metodenya akan ketinggalan, dan akhirnya basi. Pemimpin yang baik haus akan pembelajaran, terus sampai ke liang kubur.

By. RICK WARREN

SESEORANG YANG SUKSES MEBIASAKAN DIRI MELAKUKAN HAL – HAL YANG TIDAK BERSEDIA DILAKUKAN ORANG – ORANG YANG TIDAK SUKSES

Bidang bisnis apapun yang anda tekuni, sukses akan mengikuti Anda kalau Anda mau secara konsisten melakukan hal – hal serta memberikan jasa – jasa yang tidak mau atau gagal diberikan orang lain. Ini mendorong kepemimpinan yang luar biasa dan menciptakan permintaan terhadap Anda serta pekerjaan Anda.

By. JOHN C. MAXWELL

ANDA TIDAK BISA MEMBANGUN REPUTASI ATAS APA YANG AKAN ANDA LAKUKAN

Reputasi kita jelas tercipta dari catatan prestasi kita, bukanlah dari niatan – niatan kita. Sementara saya berkeliling, saya berjumpa dengan pendeta – pendeta serta usahawan – usahawan dari seluruh penjuru negara. Banyak dari mereka yang mengetahui prinsip – prinsip yang benar, menggunakan bahasa yang benar, dan membuat rencana – rencana yang benar. Sayangnya, dibutuhkan lebih dari pada itu untuk membangun gereja yang dinamis atau bisnis yang menguntungkan. Sukses adalah soal apa yang telah kita hasilkan, bukannya apa yang telah kita rencanakan.

By. HENRY FORD

ANDA TIDAK BISA MENDORONG SESEORANG NAIK TANGGANYA KECUALI IA SENDIRI BERSEDIA MENDAKI SEDIKIT.

Tak seorangpun dapat meraih sukses bagi anda. Sukses bukanlah pemberian. Percayalah, telah sering saya coba untuk “mengkatrol” salah seorang staf saya, hanya untuk menbantunya malampaui apa yang sedianya akan dicapainya kalau sendirian. Ada yang tanggap dan bangkit menghadapi tantangan tersebut. Ada juga yang, terlepas dari optimisme saya, tidak mampu atau tidak mau mendaki tangganya.

By. ANDREW CARNEGIE

JADILAH TOLOK UKUR KUALITAS. ADA ORANG YANG TIDAK TERBIASA DENGAN LINGKUNGAN DIMANA KESEMPURNAAN ITU DIHARAPKAN.

Stephen Jobs, pendiri Apple Computers, memahami sebaik siapapun juga, apa syaratnya untuk membangun kesempuranaan pada diri orang – orang. Ia tahu bahwa kebanyakan orang tidak mengejar kesempurnaan secara alami. Memelopori sebuah perusahaan baru, ia sadari bahwa ia berpeluang menentukan standar sedarimulanya. Akhirnya, ia paham bahwa ini hanya bisa terjadi kalau ia sendiri meneladani kualitas yang dihasratkannya. Ia harus menjadi tolok ukur kesempurnaan.

By. STEPHEN JOBS

BELAJAR MENGATAKAN TIDAK KEPADA YANG BAIK AGAR ANDA DAPAT MENGATAKAN YA KEPADA YANG TERBAIK.

Ini adalah medan pertempuran yang paling sering saya perjuangkan. Saya dapat dengan mudah membedakan antara yang baik dengan yang buruk. Tetapi dengan pembawaan saya, yang ingin melakukan segalanya, mencapai segalanya, dan mengatakan ya kepada segalanya, saya perlu akuntabilitas untuk memilih yang baik dengan yang terbaik. Saya memiliki “komite pelerai” yang membantu saya mengatakan tidak terhadap hal – hal yang baik selama ini.

By. JOHN C. MAXWELL

ORANG YANG PALING MENYEDIHKAN DI DUNIA ADALAH SESEORANG YANG MEMILIKI PENGLIHATAN TETAPI TIDAK MEMILIKI VISI.

Inilah peryataan yang paling saya sukai dari Helen Keller, seorang wanita yang buta tuli seumur hidupnya. Ini dikatakannya menaggapi pertanyaan: “Apakah yang lebih parah daripada dilahirkan buta” Visi tak dapat dikompromikan bagi siapapun yang ingin sukses. Visi adalah cetak biru di dalam diri seseorang pemimpin, sebelum ia pernah melihat rencananya di luar dirinya.

By. HELEN KELLER

SEMENTARA KITA KEMBANGKAN ORANG LAINLAH KITA SUKSES SECARA PERMANEN.

Intinya, sasaran seorang pemimpin adalah meninggalkan “warisan”. Ia ingin meninggalkan sesuatu yang permanen setelah ia tiada. Ia ingin telah memperbaiki kehidupan orang – orang di tempat tertentu, atau lebih baik lagi, melihat mereka terlibat di dalam sesuatu upaya yang berarti. Ini tidaklah tentu berarti orang – orang yang melanjutakn suatu misi karea ia telah mengembangkan mereka.

By. HARVEY S. FIRESTONE

GAGAL MEMPERSIAPKAN DIRI SAMA DENGAN BERSIAP UNTUK GAGAL

Betapa benarnya ini! Saya ingin siap untuk setiap acara yang saya hadapi. Itulah sebabnya saya rajin membaca. Itulah sebabnya saya belajar. Itulah sebabnya saya berdialog dengan staf saya. Saya ingin mengurangi “faktor kejutan”nya sebanyak mungkin-kehidupan sendiri sudah banyak kejutannya, bahkan bagi yang sudah siap sekalipun. Kalau saya tidak siap di suatu bidang, saya berpotensi gagal juga di bidng – bidang lainnya.

By. MIKE MURDCK


Selengkapnya >>>

Belajar dari Socrates...

Kedukaan bisa datang dari ucapan yang tidak direncanakan, atau telinga yang lupa menutup diri. Aku sering mengalami ini. Berbincang dengan rekan-rekan, saling melempar canda, lalu, dari saling cerita itu, "gosip" bisa diam-diam menyelinap. Dan luka datang tanpa dipanggil. "Eh, tahu nggak , Biru, aku mendengar sesuatu tentang Pipit. dia ternyata tidak sebersih yang kita kira...." atau, "Kayaknya, dia tidak seikhlas itu deh, dulu dia pernah..."Lama-lama aku sadari, selinapan "gosip" ini menjadi beban yang luar biasa. Syak-wasangka, purbaduga, benci, bisa datang dengan begitu indahnya, yang bahkan tanpa membutuhkan --mengikuti prinsip jurnalisme-- verifikasi. "Gosip" diterima menjadi sebuah kebenaran baru, sebagai kejutan yang menggairahkan dalam memandang seseorang. Dan anehnya, entah kenapa, kadang benci bisa jadi begitu mengasyikkan. bermain dalam ketidakjelasan, menduga-kira, memanjangkan khayal dari secuil info, menebak keseluruhan hidup teman dari puzzle sas-sus, lalu "merasa" tahu tentang sesuatu yang dia sembunyikan, hmm... bisa memancing rasa bangga. Betapa aneh, karena kadang rasa bangga itu bertaut dengan kedukaan ketika menyadari bahwa "diriku" ternyata masih bisa dibohongi. Tapi, darimana muncul "rasa dibohongi" itu? Darimana lahir kedukaan karena menyadari sahabat tidak seideal yang aku bayangkan? Ya, dari cerita-cerita yang seharusnya tidak aku dengar. Cerita-kabar yang memang tidak menjadi milikku.

Karena itu, ketika tadi pagi, seorang teman dengan tergopoh-gopoh membuyarkan mimpiku, hanya karena ingin berbagi kabar tentang Non, aku marah. Aku menolak kehadirannya. Aku tidak mau dengar sesuatu yang bukan menjadi hakku. Tapi dia memaksa, "Ini demi masa depan kamu. Kamu harus dengar kabar ini, penting banget..." Sempat sedikit ragu menguasai benakku. Ada apa dengan Non? Adakah sesuatu tentangnya yang tidak aku ketahui? Tapi, lintasan ragu itu segera kuhapus. Aku tepuk bahu sobatku, yang mungkin bermaksud baik. Lalu, sambil duduk, aku sorongkan rokok. "Merokoklah," kataku. "Sebelum kamu ngomongin Non, biarlah aku yang bercerita dulu. Jika sesudah ceritaku ini kamu masih tetap mau ngomongin Non, aku akan mencoba mendengar." Temanku itu setuju. Aku pun bercerita tentang Socrates.

******

Suatu pagi, seorang pria mendatangi Sokrates, dan dia berkata, "Tahukah Anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman Anda?" "Tunggu sebentar," jawab socrates. "Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin Anda melewati sebuah ujian kecil. ujian tersebut dinamakan saringan tiga kali." "Saringan tiga kali?" tanya pria tersebut. "Betul," lanjut Socrates. "Sebelum Anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan hal yang bagus bagi kita untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai saringan tiga kali.

"Saringan yang pertama adalah kebenaran. Sudah pastikah bahwa apa yang anda akan katakan kepada saya adalah kepastian kebenaran?" "Tidak," kata pria tersebut, "Sesungguhnya saya baru saja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada Anda". "Baiklah," kata Socrates. "Jadi Anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak. Hmm... sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu kebaikan. Apakah yang akan Anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik?" "Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk".

"Jadi," lanjut Socrates, "Anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi Anda tidak yakin kalau itu benar. hmmm... Baiklah Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya, yaitu kegunaan. Apakah yang Anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya?" "Tidak, sungguh tidak," jawab pria tersebut. "Kalau begitu," simpul Socrates, "Jika apa yang Anda ingin beritahukan kepada saya... tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya?"

******

"Bagaimana?" tanyaku pada si teman, "Ada berita apa tentang Non?"

"Ahh, nggak ada apa-apa. thanks ya, rokok kamu enak," katanya, dan pergi setelah menepuk pundakku.

(Dikutip dari blog Elang-Bara)

Selengkapnya >>>

Kuku, Gigi, dan Hati Perempuan

Saya suka cerita ini, cerita ini memang bukan saya yang tulis tapi menurut saya ini bagus dan g ada salahnya untuk di share sebagai bahan renungan bersama,begini ceritanya....

Cinta laki-laki seumpama gunung. Ia besar tapi konstan dan, sayangnya, rentan. Sewaktu-waktu ia bisa saja meletus memuntahkan lahar, menghanguskan apa saja yang ditemuinya. Cinta perempuan seumpama kuku. Ia hanya seujung jari, tapi tumbuh perlahan-lahan, diam-diam dan terus menerus bertambah. Jika dipotong, ia tumbuh dan tumbuh lagi. Perumpamaan di atas terilhami melalui sebuah dialog dalam adegan film Bulan Tertusuk Ilalang karya Garin Nugroho. Betapa menakjubkan. Dan kalimat itu mengingatkan saya pada kenangan tentang sahabat saya dan mamanya ketika masa-masa SMP-SMU dulu.

Kala itu, nyaris setiap hari saya main ke rumahnya yang jauh di selatan kota. Saya tahu dia anak orang kaya. Papanya, pimpinan sebuah instansi pemerintah terkemuka di kota saya, dan mamanya adalah ibu rumah tangga biasa. Saya tak heran mendapati barang-barang bagus dan bermerk di rumahnya yang masih dalam tahap renovasi. Sofa yang empuk, televisi yang besar. Saya hanya bisa berdecak kagum sekaligus iri. Tapi, lama-lama saya menyadari bahwa isi rumah itu makin kosong dari hari ke hari. Perabotan yang satu per satu lenyap dan televisi yang "mengkerut" dari 29 inchi ke 14 inchi. Perubahan paling mencolok adalah wajah mama sahabat saya. Suatu saat ketika ia berbicara, tak sengaja saya dapati bahwa mama sahabat saya itu kini ompong! Kira-kira 2-3 gigi depannya hilang entah kemana.

Saya tak berani, lebih tepatnya tak tega, untuk bertanya. Saya juga tak mau tergesa-gesa mengambil kesimpulan sendiri. Yang jelas, sebuah suara, jauh di lubuk hati saya bergema: "Sesuatu yang buruk telah terjadi di rumah itu!" Benarlah, tanpa diminta akhirnya sahabat saya datang berkunjung ke rumah. Setengah berbisik, manahan tangis, ia bercerita bahwa papanya selingkuh dengan perempuan lain dan karenanya, nyaris tak pernah pulang ke rumah. Dan ini bukan main-main, perempuan itu hamil dan menuntut pertanggung jawaban papanya. Dengan emosi ia bercerita bahwa papanya mengajaknya ke rumah perempuan itu dan meminta sahabat saya untuk memanggilnya dengan sebutan "Mama". Sebuah permintaan menyakitkan yang langsung ditolak mentah-mentah oleh sahabat saya. "Mamaku cuma satu!" tangkisnya tegar saat itu. Dan misteri tentang gigi mamanya yang tiba-tiba ompong, barang-barang mewah dan perabot yang satu per satu menghilang dari rumahnya pun terkuak sudah. Semuanya adalah akibat ulah papanya jua.

Dan setengah frustasi ia mengadu pada saya bahwa ia harus menanggung semua beban berat itu sendirian karena kakak satu-satunya yang kuliah di luar kota tak peduli dan tak mau memikirkan masalah itu. Mamanya pun "yang lemah lembut" tak bisa berbuat banyak dengan kelakuan suaminya. Ia cuma bisa pasrah, gigi yang ompong itu buktinya. Dan saya? Hanya doa dan motivasi yang bisa saya berikan agar sahabat saya itu tabah dan tak putus berdoa.

Toh sekarang, setelah lama peristiwa itu berlalu, doa sahabat saya pun dijawab oleh Tuhan. Ketika itu menjelang kelulusan SMU, ia bercerita pada saya bahwa papanya sudah "sembuh", bertobat, dan kembali ke pangkuan istri dan anak-anaknya. Nasib the other women itu entah bagaimana. Sampai di sini persoalan beres. Dan saya takjub mendengarnya, senang sekaligus heran. Bagaimana mungkin masalah pelik ini bisa selesai semudah itu? Nurani keadilan saya berontak. Saya tak habis pikir, betapa mudahnya mama sahabat saya itu memaafkan dan menerima kembali suaminya setelah semua yang dia lakukan. Lelaki itu tak cuma berkhianat, tapi juga menyakiti fisiknya, merontokkan gigi-gigi depannya, tak menafkahi anak-anaknya dan nyaris mengosongkan isi rumahnya. Dan ia memaafkannya begitu saja?! Sebuah kenyataan yang ternyata banyak juga saya temui di masyarakat kita. Perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga yang bisa diselesaikan dengan mudah, hanya dengan kata maaf. Mungkin inilah yang disebut orang sebagai "CINTA"

Papa sahabat saya adalah laki-laki dengan cinta sebesar gunung, dan ketika ia meletus, laharnya meluap ke mana-mana, menghanguskan apa saja, melukai fisik dan terutama hati dan jiwa istri dan anak-anaknya. Mama sahabat saya adalah perempuan dengan cinta sebesar kuku. Memang cuma seujung jari, tapi cinta itu terus tumbuh, tak peduli jika kuku itu dipotong, bahkan jika jari itu cantengan dan sang kuku terpaksa harus dicabut, meski sakitnya tak terkira, kuku itu akan tetap tumbuh dan tumbuh lagi.

Sebuah cinta yang mengagumkan dari seorang perempuan yang saya yakin tak cuma dimiliki oleh mama sahabat saya itu. Cinta yang terwujud dalam sebuah tindakan agung: "Memaafkan". Sebuah tindakan yang butuh kekuatan besar, butuh energi banyak, yang anehnya banyak dimiliki oleh makhluk (yang katanya) lemah, bernama perempuan.

Selengkapnya >>>

Belajar Cinta dari Cicak

Ketika sedang merenovasi sebuah rumah, seseorang mencoba merontokan tembok. Rumah di Jepang biasanya memiliki ruang kosong di antara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok mulai rontok, dia menemukan seekor cicak terperangkap diantara ruang kosong itu karena kakinya melekat pada sebuah surat. Dia merasa kasihan sekaligus penasaran. Lalu ketika dia mengecek surat itu, ternyata surat tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibangun.

Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan kondisi terperangkap selama 10 tahun? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikit pun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal. Orang itu lalu berpikir, bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada surat itu! Bagaimana dia makan? Orang itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu. Apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. Kemudian, tidak tahu dari mana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya.... AHHHH!

Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun. Sungguh ini sebuah cinta, cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor cicak itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? Tentu saja sebuah keajaiban. Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan. JANGAN PERNAH MENGABAIKAN ORANG YANG ANDA KASIHI!

Selengkapnya >>>

 

KOMPAStekno - News